Friday 28 November 2014

Satu Sachet Teh Bisa Bernilai Rp 1,7 Juta

Telah banyak diketahui bahwa dalam daun teh mengandung senyawa Epigalokatekin Galat (EGCG) yang memiliki potensi kuat menurunkan insiden kanker.

Tetapi siapa menyangka jika EGCG ini memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Jauh melebihi emas maupun minyak bumi.

Guru Besar Kimia Farmasi Unair Prof Dr Djoko Agus Purwanto mengungkapkan, dalam satu sachet teh hijau yang dijual di pasaran mengandung 70 ml EGCG.

Sedang EGCG sendiri jika dijual murni harganya sangat mahal, yakni Rp 1,4 juta setiap 50 ml.

“Jadi, kalau satu sachet kandungan EGCG-nya bisa sampai Rp 1,7 juta,” kata Djoko saat ditemui usai persiapan pengukuhan guru besar yang akan digelar pada Sabtu (29/11/2014).

Dijelaskan Dojoko, Mekanisme EGCG dalam mencegah kanker melalui aktivitasnya meningkatkan sistem perbaikan DNA, immunosurveillance dan sifat antioksidannya yang tinggi.

Sifat antioksidan EGCG mencapai 100 kali dari vitamin C atau 25 kali dari vitamin E sehingga selain menyembuhkan kankerm juga bisa sebagai anti HIV, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, antipenuaan dini dan khasiat untuk penyakit degeneratif lainnya.

EGCG juga memicu peningkatan ekspresi gen p53 pada sel yang mengalami kerusakan DNA.

Artinya, peningkatan ekspresi gen p53 menyebabkan sel yang mengalami kerusakan DNA menghancurkan dirinya sendiri atau yang dikenal apoptosis. Dengan mekanisme apoptosis seseorang akan terhindar dari kanker.

“Teh hijau dapat mencegah kanker rongga mulut, kanker prostate, kanker usus, kanker payudara, kanker ovarium dan endometrium, kanker servik, kanker paru dan lainnya,”kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unair.

Sayangnya, kandungan EGCG dalam teh ini belum banyak dieksplore sehingga belum bisa meningkatkan posisi tawar di dunia internasional.

Padahal, jika mau mengeksplore-nya, bisa jadi ladang teh nilai ekonomisnya jauh lebih tinggi dibandingkan tambang emas atau minyak bumi.

“Kalau dilihat dari nilainya tadi, berarti kan 1 sachet teh sama harganya dengan 3 gram emas atau 200 liter premium. Ini kan bisa menjadi kekayaan yang sangat luar biasa, daripada mencari sumber minyak baru,”kata bapak tiga anak kelahiran 5 Agustus 1959.

Djoko berharap pemerintah bisa merespons realitas ini dengan menjadikan EGCG sebagai molekul nasional untuk menurunkan kanker.

Dengan demikian, akan banyak program-program untuk pengembangannya hingga akhirnya kekayaan ini bisa dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat.

No comments:

Post a Comment